Selasa, 30 Oktober 2012

Tentang Film


Hari ini saya sedang tidak berniat untuk bercerita atau mendongeng, entahlah tiba-tiba otak saya terasa kosong untuk diajak berimajinasi. Biasanya ada kolerasi positif antara asupan makanan manis (baca: semangkok besar es krim dan berbatang-batang coklat) dengan kelancaran berpikir saya dalam menulis. Tapi, yaaahh..sudahlah mungkin otak juga ada kalanya butuh beristirahat dari mimpi dan imaji.
Kali ini saya hanya ingin membahas tentang sebuah film.
Sudah pernah nonton film: New York, I Love You? Saya tidak tau apa ini termasuk film baru atau lama, karena saya baru meminjam dvd nya dari seorang teman (segala yang gratis, seringkali terasa lebih menyenangkan, bukan..?)
Dan dengan keterbatasan terjemahan dan bahasa inggris saya, proses menonton yang tersendat-sendat karena harus berbagi perhatian dengan Ravi dan Blackberry, satu kata buat film ini: “amazing”
Jujur saja saya sempat tersesat pada awal cerita, karena ada beberapa adegan, potongan kisah dan begitu banyak peran, tapiiii…dialognya benar-benar “cerdas”, filosofi dari setiap potongan cerita juga begitu dalam, singkat kata: saya jatuh cinta dengan film ini. dan memang sebagian besar atau keseluruhan cerita dari film ini berkisah tentang CINTA dengan segala bentuk dan kerumitannya.

Ada tentang pelukis miskin yang jatuh cinta dengan seorang gadis berdarah cina, anak pemilik toko di daerah pecinan. Bagaimana si pelukis begitu terobsesi dengan si gadis sampai kematiannya (padahal mereka bertemu sebatas percakapan antara penjual dan pembeli). Pada akhirnya si gadis tau dari dari lukisan2 si pelukis tentang dirinya, dimana si pelukis selalu menggambarnya tanpa bola mata (saya memahaminya: mungkin dalam benak si pelukis, gadis cina itu tampak cantik tapi “kosong” dengan rutinitas dunianya yang hanya seputaran toko dan pecinan). Tapi yang mengena dari potongan kisah ini adalah bagaimana si gadis justru “hidup” setelah melihat gambar dirinya (versi pelukis), dia jadi lebih mudah tersenyum dan berusaha memberi “sinar” dalam dirinya (baca: mata).
Pesan: bahkan seorang “asing”dalam hidupmu bisa serta merta merubah “sisa” hidupmu ke depannya lewat sesuatu cara yang tak terduga.

Ada lagi kisah tentang sepasang kakek nenek yang tampak tergesa menuju suatu tempat. Dimana sepanjang perjalanan mereka terlihat menggerutu dan saling mengejek keterbatasan fisik mereka karena usia senja. Dan masing-masing saling menunjukkan ego nya, berusaha tampak tegar di depan pasangannya. Bahkan ada kalanya mereka tampak tak peduli satu sama lain. Namun pada akhirnya saat mereka sampai pada tempat yang dituju, yang ternyata adalah sebuah pantai indah, tak ada yang lebih menyentuh dari adegan saat mereka saling bepegangan tangan erat dan sang kakek mencium mesra kening istrinya (entah mengapa saya merasa cengeng pada adegan ini, karena tanpa terasa mata saya jadi basah). Kadang dalam hidup kita sibuk dengan “proses”nya padahal kita bisa mencapai sebuah “akhir” yang indah lewat proses itu. Dan sungguh, cinta bisa menyederhanakan semuanya.

Potongan kisah lain yang cukup menarik buat saya adalah tentang seorang laki-laki dan wanita dewasa, yang bertemu secara tak sengaja disuatu tempat. Si laki-laki memberi api pada si wanita yang sedang berusaha menyalakan rokok. Lalu mereka berdua terlibat percakapan. Dan saat si wanita mengatakan: saya sudah menikah dan memiliki keluarga yang bahagia, si laki-laki ini justru merasa seperti tertantang untuk hanya sekedar mengajak “berkencan”, dengan segala usaha, kata-kata dan rayuan dia lontakan pada si wanita. Pada akhirnya si wanita bilang: “aku adalah seorang pelacur, ini kartu namaku, kau tak perlu melakukan segala macam rayuan, cukup membayarku dan kau bisa memakaiku…” hhaahhaaa…cukup menohok bukan?
Si laki-laki langsung “speechless” dan mati gaya. Adegan ini benar2 membuat saya tertawa terbahak-bahak dan memunculkan sebuah pemikiran: memang seperti itukah sifat dasar manusia? Selalu mencari tantangan? Berusaha menakhlukkan sesuatu yang tampaknya “tak mungkin” bagi dirinya, namun saat dia menyadari bahwa sesuatu itu bisa didapatnya dengan mudah, runtuhlah segala “hasrat” menyangkut tantangan itu.

Ada beberapa potongan kisah lagi yang tak kalah menariknya dalam film ini. dengan hanya beberapa kalimat, cuplikan gambar yang disuguhkan kita justru berusaha mencari makna di dalamnya.
Intinya bahwa cinta memiliki begitu banyak sisi dan bentuk, dengan segala keindahan, keruwetan dan mungkin rasa sakit yang tersimpan di dalamnya, semua adalah tentang bagaimana kita memandang dan memaknainya.
Anyway, buat yang males mikir berat, film ini juga menyuguhkan gambar-gambar cantik (mungkin karena saya sedang terobsesi photography), jadi bener-bener terpukau dengan suguhan gambar dan setting tempat dalam film ini. so guys, buat yang udah nonton, hayuk kalo mau sharing, buat yang belum nonton, it’s very recommended.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar